PEMBAHASAN
بسم الله الر حمن الر حيم
ﻗُﻞْ ﻛُﻞٌّ ﻳَﻌْﻤَﻞُ ﻋَﻠَﻰٰ ﺷَﺎﻛِﻠَﺘِﻪِ ﻓَﺮَﺑُّﻜُﻢْ ﺃَﻋْﻠَﻢُ
ﺑَِﻦْ ﻫُﻮَ ﺃَﻫْﺪَﻯٰ ﺳَﺒِﻴﻼ
A.
Pengertian Bakat
Bakat merupakan salah
satu karunia yang diberikan Allah kepada seluruh hambanya, masing-masing orang
mempunyai bakat ataupun kemampuan yang berbeda. Bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan potensi (
potential ability ) yang masih perlu dikembangan atau dilatih agar dapat terwujud. Bakat berbeda dengan kemampuan (ability) yang
mengandung makna sebagai daya untuk melakukan sesuatu, sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Bakat
juga berbada dengan kapasitas (capacity) dengan sinonimnya, yaitu kemampuan
yang dapat dikembangkan di masa yang akan datang apabila latihan dilakukan
secara optimal.[1]
Pengertian bakat
menurut para pakar:
1.
Crow
2.
William B. Michael
bakat adalah kapasitas seseorang dalam
melakukan tugas, yang dedikit sekali dipengaruhi atau tergantung dari latihan.
3.
Brigham
Bakat kondisi, kualitas, atau sekumpulan
kualitas yang dititik beratkan pada apa yang dapat dilakukan individu (segi performance/kinerja)
setelah individu mendapat latihan.
4.
Woodworth dan Marquis
bakat adalah prestasi yang dapat
diramalkan dan dapat diukur melalui tes khusus.
5.
Guilford
bakat adalah kemampuan kinerja yang
mencakup dimensi perseptual, dimensi psikomotor, dan dimensi intelektual.
Guilford juga
memberikan defnisi tersendri mengenai bakat, yang menyatakan bahwa” Aptitude
pertains to abilities to perform. There are actually as many abilities as
there are actions to be performed, bence traits of this kind are very numerous” Guilford mengemukakan
bahwa bakat (aptitude) mencakup 3 dimensi psikologis, yaitu: Dimensi
perseptual, dimensi psikomotor, dimensi intelektual.[2]
B.
Mengukur Bakat Anak
Pengukuran bakat pada anak tidak bisa dilakukan jika masing-masing anak
tesebut tidak mengetahui bakatnya dalam bidang apa, untuk itu ada
beberapa cara mengidentifikasi Bakat :
a.
Dengan tes bakat
(aptitude test)
b.
Dengan observasi
terhadap minat Seseorang yang
punya bakat dlm bidang tertentu mempunyai minat yang kuat dalam bidang tersebut
c.
Dengan
pengalaman atau latihan Seseorang yang punya bakat dalam bidang
musik ketika dirinya diberi kesempatan untuk belajar bermain musik cenderung
menampakkan hasil.
Menurut Indah Mulatsih,( LIMA LANGKAH MUDAH MENCARI BAKAT DIRI),
ada 5 cara mudah untuk menemukan bakat yang tersembunyi:
1.
Dengarkan orang lain
“Gajah di pelupuk mata tidak kelihatan, kuman di seberang lautan kelihatan”.
Ungkapan yang sama juga berlaku dalam melihat bakat tersembunyi. Dibandingkan
diri sendiri, orang lain seringkali jauh lebih tahu
dibandingkan diri sendiri. Besar kemungkinannya orang lain sudah pernah
(bahkan berkali-kali) mengatakan bahwa anda sangat menguasai bidang tertentu.
Hanya saja selama ini mungkin anda mengabaikannya tidak menganggap serius. Sekarang saatnya mulai
mendengarkan.
2.
Temukan sesuatu
yang sangat mudah dilakukan
Suatu saat mungkin anda melihat seseorang (dengan jenis kelamin dan usia yang sama) begitu kesulitan melakukan sesuatu, tetapi anda bisa
melakukan aktifitas yang sama dengan super mudah. Lain waktu, anda menemukan
orang lain perlu ambil kursus atau sekolah khusus untuk melakukan sesuatu
tetapi anda bisa melakukan hal yang sama dengan sangat mudah tanpa kursus atau
sekolah khusus. Berarti aktifitas tersebut adalah bakat tersembunyi anda.
3.
Temukan sesuatu
yang paling anda nikmati
Bakat tersembunyi sering kali menunjukan dirinya sendiri ke permukaan.
Adakah majalah untuk topik (atau komunitas penghobi) tertentu yang tidak bisa anda lewatkan? Atau suatu
aktifitas yang sangat ingin anda lakukan tetapi selama ini tidak karena
keterbatasan tertentu (waktu/biaya/alat). Besar kemungkinan aktifitas tersebut adalah bakat tersembunyi anda. Tidak
ada jaminan pasti bahwa setiap yang anda sukai merupakan bakat tersembunyi
anda, tetapi kerap ada diantaranya.
4.
Temukan sesuatu
yang sering anda bicarakan
Adakah topic tertentu yang anda sadari atau tidak, selalu menjadi topik
anda? Suatu ketika mungkin anda membicarakan topik lain, tetapi ujung-ujungnya
lari ke topik yang biasa anda bicarakan lagi. Bisa jadi aktifitas yang ada
dalam topik tersebut adalah bakat tersembunyi anda, atau setidaknya terkait.
5.
Tanyakan pada
orang lain
Dalam banyak hal, cara termudah dan tercepat untuk mengetahui sesuatu
adalah dengan bertanya. Tanya pada siapapun yang anda pikir bisa dan bersedia
memberikan penilaian yang obyektif. Tidak selalu orang terdekat
[pacar/pasanga], bisa jadi mereka justru paling tidak obyektif. Minta mereka
mengabaikan kebiasaan-kebiasaan buruk anda, yang anda butuhkan hanya kelebihan
anda (anda tidak
sedang merenungi hidup, tetapi menggali bakat tersembunyi). Sebisa mungkin usahakan dengan pertanyaan langsung
“menurut kamu, apa bakat aku?”. Tanyai mereka secara terpisah, catat. Setelah
semua jawaban terkumpul, perhatikan sesuatu yang paling sering disebutkan (oleh orang berbeda). Jika jumlah orang yang anda tanya cukup banyak, saya
yakin pasti ada sesuatu yang sering disebutkan. Anda boleh tersenyum, karena
90% itu adalah bakat tersembunyi anda.[3]
Mengenali Bakat Seseorang
Menurut sejarahnya usaha
pengenalan bakat itu mula-mula terjadi pada bidang kerja (atau jabatan), tetapi
kemudian juga dalam bidang pendidikan. Bahwa dewasa ini dalam bidang
pendidikanlah usaha yang paling banyak dilakukan. Dalam praktiknya hampir semua
ahli yang menyusun tes untuk mengungkap bakat bertolak dari dasar pikiran
analisis faktor.
Pemberian nama terhadap
jenis-jenis bakat biasanya dilakukan berdasar atas dalam lapangan apa bakat
tersebut berfungsi, seperti bakat matematika, bakat bahasa, bakat olah raga,
dan sebagainya. Dengan demikian, maka macamnya bakat akan sangat tergantung
pada konteks kebudayaan di mana seseorang individu hidup. Mungkin penamaan itu
bersangkutan dengan bidang studi, mungkin pula dalam bidang kerja.
Sebenarnya setiap bidang
studi atau bidang kerja dibutuhkan lebih dari satu faktor bakat saja.
Bermacam-macam fakor mungkin diperlukan berfungsinya untuk suatu lapangan studi
atau lapangan kerja tertentu. Suatu contoh misalnya bakat untuk belajar di
Fakultas Teknik akan memerlukan berfungsinya faktor-faktor mengenali bilangan,
ruang, berpikir abstrak, bahasa, mekanik, dan mungkin masih banyak lagi. Karena
tiu ada kecenderungan di antara para ahli sekarang untuk mendasarkan pengukuran
bakat itu pada pendapat, bahwa ada setiap individu sebenarnya terdapat semua
faktor-faktor yang diperlukan untuk berbagai macam lapangan, hanya dengan
kombonasi, konstelasi, dan intensitas yang berbeda-beda. Karena itu biasanya
yang dilakukan dalam diagnosis tentang bakat adalah membuat urutan (ranking)
mengenai berbagai bakat pada setiap individu.
Prosedur yang biasanya
ditempuh adalah :
·
Melaksanakan
analisis jabatan atau analisis lapangan studi untuk menemukan faktor-faktor apa
saja yang diperlukan supaya orang dapat berhasil dalam lapangan tersebut.
·
Dari
hasil analisis itu dibuat pencandraan jabatan atau pencandraan lapangan studi.
·
Dari
Pencandraan jabatan atau pencandraan lapangan studi itu diketahui persyaratan
apa yang harus dipenuhi supaya individu dapat lebih berhasil dalam lapangan
tertentu.[4]
Setelah menegetahui bakat yang dimiliki
oleh anak, kita bisa mengukur sampai sejauh mana tingkat perkembangan anak pada
bakat yang dimilikinya. Menurut piaget dalam buku psikologi remaja Perkembangan
intelegensi anak mengikuti tahapan sebagai berikut :
a.
Masa sensori motorik (
0 – 2,5 tahun )
Tahap pertama bagi perkembangan intelegensi seorang anak di mulai sejak ia
berusia 0 – 2,5 tahun. Masa ini merupakan tahapan untukmengenal lingkungan
sehingga atas rangsangan yang ia terima dalam bentuk refleks .
b.
Masa pra – operasional
Pada tahap ke dua dari perkembangan intelegensi anak yang berlangsung sejak
anak menginjak usia 2 – 7 tahun,anak mulai mampu menggunakan symbol yang
mewakili suatu konsep , sehingga ia cenderung mempraktekan apa yang pernah
dilihatnya.
c.
Masa konkrit
operasional
Pada tahap ini anak –anak sudah dapat melakukan berbagai macam tugas.
Kemampuan ini diperoleh oleh anak sejak berusia 7-11 tahun . anak mulai
mengembangkan kemampuan berpikir ,yaitu mengenali sesuatu, mengingkari sesuatu,
dan mencari hubungan timbal balik antara beberapa hal.
d.
Masa operasional
Ketika anak sudah menginjak usia diatas 11 tahun hingga menjadi dewasa,
anak sudah mulai mampu berpikir secara abstrak dan hipotesis. Anak sudah
bias memperkirakan apa yang mungkin terjadi serta dapat menarik suatu
kesimpulan.
Selain itu bisa juga menggunakan Tes Intelegensi:
Tes intelegensi dikembangkan oleh ahli ilmuwan jiwa asal perancis, Alfred
Binet. Kemudian tes tersebut disempurnakan oleh Theodore Simon, sehingga tes
intelegensi pada saat itu dikenal dengan istilah tes Binet Simon.[5] Selanjutnya, hasil tes
intelegensi dinyatakan dalam angka. Angka tersebut menggambarkan hasil perbandingan
antara kecerdasan dengan umur kalender. Rumus untuk pengukuran intelegensi ini
dikemukakan oleh Williem Stern, seorang psikolog asal jerman yang dikenal
dengan istilah intelligence Quotient dan sering disingkat dengan IQ.
Rumus intelegensi tersebut adalah sebagai berikut:
IQ= MA/CA X 100
Keterangan:
IQ = intelligence Quotient (perbandingan
kecerdasan)
MA = mental age (umur kemampuan
mental/kecerdasan)
CA = choronological Age (umur kalender)
C.
Mengoptimalkan bakat
anak
Usia remaja adalah masa perkembangan yang ditandai dengan solidaritas
tinggi terhadap teman-teman sebayanya. Remaja yang kurang memahami siapa
dirinya, memiliki kebutuhan yang besar untuk berada dan diakui dalam
kelompoknya. Hal ini seringkali membuat remaja mengikuti minat temannya,
memilih bidang yang sebenarnya kurang sesuai dengan bakat serta minat
pribadinya. Untuk memilih bidang-bidang yang akan dikembangkannya, remaja perlu
berdiskusi, mencari masukan dan bertukar pikiran dengan orang tuanya.
Apa yang bisa orang tua lakukan dirumah :
o
Patoklah
prestasi akademis yang tinggi namun realistis buat anak .
o
Tanamkanlah rasa
optimis kepada mereka bahwa mereka bisa mencapainya.
o
Bicara dan
bermain dengan anak, untuk meningkatkan kemampuan komunikasi.
o
Berceritalah
mengenai berbagai peristiwa yang sedang terjadi, apa saja yang terjadi di
lingkungan sekitar. Saat berbicara mengenai rutinitas harian Anda, jelaskan apa
yang Anda lakukan dan mengapa. Doronglah anak untuk bertanya untuk Anda jawab,
atau bisa juga bantu dia untuk menjawabnya sendiri.
o
Perhatikan apa
yang mereka suka lakukan, seperti hobi menggambar, melukis, atau menggunakan
angka-angka. Bantu mereka mengembangkan kesukaan itu, dan cari tahu bagaimana
mereka bisa mengikuti lomba di lingkungan sekitar atau di tingkat kota.
o
Bawa anak ke
tempat-tempat dimana mereka bisa mempelajari hal baru, seperti pentas musik,
museum atau galeri seni.
o
Cari anggota
keluarga yang bisa menjadi mentor membantu anak mengembangkan bakat mereka.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan kreativitas dan bakat :
a.
Menciptakan lingkungan
yang merangsang kreativitas
Mengembangkan rasa ingin tahu peserta didik dengan mengenalkannya pada
berbagai hal atau kegiatan, misalnya dengan melakukan eksprerimen sederhana, membuat
kreasi, atau mengunjungi museum.
b.
Melibatkan anak dalam
kegiatan curah ide (brainstorming)
Meminta peserta didik untuk melontarkan beragam ide dalam kelompok,
dan kemudian membahas ide-ide yang dilontarkan. Semakin banyak ide yang
dihasilkan, semakin besar kemungkinkan munculnya ide-ide yang unik.
c.
Memberikan kesempatan
untuk bereksplorasi dan mencoba
Memberikan peserta didik kebebasan untuk melakukan eksplorasi, menemukan
hal-hal baru, dan sesekali membuat kesalahan sehingga ia dapat belajar menelaah
berbagai sudut pandang untuk memecahkan persoalan.
d.
Memunculkan motivasi
internal
Menghargai setiap ide maupun karya yang dihasilkan peserta didk secara
proporsional. Menghindari memberi kritik yang dapat menimbulkan kekecewaan pada
peserta didik. Menghindari juga memberi pujian secara berlebihan. Hendaknya,
tidak selalu menghadapkan peserta didik pada situasi yang kompetitif.
e.
Mengembangkan cara
berpikir yang fleksibel dan playful
Melatih peserta didik untuk menelaah berbagai sudut pandang dalam
menghadapi persoalan.
f.
Mengenalkan anak
dengan orang-orang yang kreatif
Mengenalkan peserta didik pada seseorang yang memiliki suatu karya dan
diskusikan mengenai kemampuannya. Pendidik juga dapat merancang suatu
kegiatan di sekolah, misalnya dengan mengundang ahli dalam bidang tertentu
untuk berbagi pengalaman.
Untuk mengembangkan bakat dan minat peserta didik, diperlukan beberapa
faktor berikut :
1.
Stimulasi
Faktor stimulan bakat dan minat bisa internal atau eksternal. Stimulan yang
utama ialah kesadaran akan potensi diri, belajar dan terus belajar, konsentrasi
dan fokus dengan kemampuan atau kelebihan diri kita. Jangan selalu melihat
kepada kelemahan, karena waktu kita akan terbuang, sehingga bakat pun ikut
terpendam dan minat jadi berkurang.
2.
Berusaha untuk Kreatif
Berusaha kreatif dengan mencari inspirasi dari mana saja, kapan saja,dan
dari siapa saja. Kreativitas akan menuntun jalan kita menuju pengenalan dan
pemahaman bakat, menumbuh kembangkan minat, sehingga kita dapat
mengembangkannya agar bermanfaat untuk hidup kita.
3.
Pelihara Kejujuran dan
Ketulusan.
Kita harus jujur mengakui bakat yang kita miliki sekalipun tidak begitu
kita minati. Ketulusan menyukuri bakat dapat menumbuhkan minat meskipun perlu
proses dan waktu. Bakat alami itu akan tetap ada, bisa dikembangkan dan
dimanfaatkan dengan meningkatkan kekuatan minat. Misalnya, kita semua bisa menulis, bakat yang bisa menghasilkan tulisan yang lebih baik daripada orang lain.
Ketika bakat itu disertai dengan minat yang kuat, maka bakat itu akan
berkembang lebih pesat dan berkualitas. Bakat itu akan mengundang kerinduan
untuk melakukannya kembali, seperti energi yang mensuplai kebutuhan.
Selain paparan diatas ada hal yang tidak bisa dipisahkan dalam
mengoptimalkan bakat, yaitu Otak. Ada tiga tingkatan otak, yaitu otak reptile, otak mamalia dan otak neo
cortex. Otak reptil berfungsi sebagai pusat kendali, sistem
saraf otonomi dan untuk mengatur fungsi utama tubuh seperti pernapasan dan
denyut jantung. Selain itu, otak reptil berfungsi mengatur reaksi seseorang
terhadap bahaya atau ancaman dengan cara lari atau melawan. Dari otak reptil berkembang menjadi otak mamalia.
Otak ini berperan dalam mengatur kebutuhan strata social, rasa memiliki atau
memberikan emosi pada suatu kejadian, mengendalikan sistem kekebalan tubuh,
hormon dan memori jangka panjang. Jika dihubungkan dengan memori jangka panjang
maka otak ini sangat berpengaruh dalam pembelajaran. Dalam otak mamalia
terdapat sistem limbic yang berfungsi sebagai saklar yang menentukan otak mana
yang lebih aktif, apakah otak reptil atau otak neo cortex. Jika otak reptil
yang lebih aktif maka seseorang akan cenderung bersifat marah, takut, tegang, dan stress. Jika otak neo cortex yang
lebih aktif maka seseorang cenderung bahagia, tenang, dan rilex. Otak neo cortex memiliki
fungsi untuk mengendalikan penglihatan, pendengaran, kreasi, berpikir,
berbicara, dan semua hal yang berkaitan dengan kemampuan yang lebih tinggi atau
intelegensi, mengendalikan nafsu dan emosi. Otak neo cortex menutupi otak reptil dan otak mamalia. Otak reptil disebut
juga dengan otak yang berfikir.
Struktur otak berhubungan dengan keberbakatan. Keberbakatan adalah kemampuan individu yang perlu dikembangkan dan
diperhatikan yang terkait dengan struktur otak. Secara genetik struktur otak
sudah terbentuk sejak lahir tapi berfungsinya otak ditentukan oleh cara seseorang
dalam beriteraksi dengan lingkungannya. Nah disinilah bakat bisa dikembangkan
dalam pembelajaran. Jadi, guru harus memperhatikan dan perduli pada peserta
didiknya yang sejatinya memiliki bakat masing-masing. Anak
yang berbakat akan terlihat lebih menonjol dan anak tersebut cenderung lebih
kreatif. Keberbakatan anak dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya yang
paling menonjol adalah gen dan lingkungan. Gen mempengaruhi sebanyak 60% dan
sisanya adalah lingkungan. Anak dapat mengoptimalkan bakat yang dimilikinya
(gen) jika berada dalam lingkungan yang tepat/mendukung. Ada gen tapi
lingkungan tidak mendukung, tidak akan bisa. Dan pada hakikatnya semua anak itu
berbakat, hanya saja bakatnya berbeda-beda. Untuk itu tugas guru sekarang
adalah bagaimana caranya menciptakan kondisi/lingkungan belajar yang dapat
mendukung siswa dalam mengoptimalkan bakatnya. Salah satu caranya adalah dengan
cara memahami bagian-bagian otak serta aktivasinya karena
berkaitan dengan keberbakatan para siswa, sehingga nantinya guru dapat membuat rencana-rencana pembelajaran yang
dapat mengembangkan, mengaktifkan dan mengoptimalkan bakat siswa.
Kemajuan
sesuatu bangsa ditandai oleh tingkat sumber daya manusianya yang
berkualitas. Berbicara tentang kualitas manusia, maka pendidikan
merupakan sarana terbaik untuk mengembangkan sumber daya tersebut. Pendidikan
menurut Mcleod (Syah, 2009:10) adalah perbuatan atau proses perbuatan
untuk memperoleh pengetahuan. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 Tahun 2003, disebutkan bahwa: Pendidikan adalah
usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan, secara formal
diselenggarakan di sekolah. Sekolah merupakan tempat mengembangkan dan
belajar semua hal yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak
orang tua yang menyekolahkan anak-anaknya dengan tujuan agar menjadi manusia
yang berguna kelak di kemudian hari. Sekolah harus dimanfaatkan seluas-luasnya
dalam rangka mengembangkan kemampuan individu agar berkembang optimal.
Pencarian ilmu dan proses belajar tidak terlepas dari berbagai
permasalahan yang menghambat dalam optimalisasi individu itu sendiri.[6]
DAFTAR
PUSTAKA
Sobur Alex. Psikologi umum dalam
lintas sejarah, (bandung, pustaka setia, 2003).
Sunyabrata Sumadi. Psikologi
Pendidikan, (jakarta, Raja Gravindo, 2008).
Sukardi Dewa ketut. Analisis tes
psikologis. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003).
Jurnal skiripsi ( Gema Muhammad Shidiq,
Cece Rakhmat )
0 komentar:
Posting Komentar